mencari warna,
menetapkannya, 
dan menjadikannya bagian dari diri dan ciri ternyata bukan perjalanan sehari jadi yang mudah dilakukan remaja 19 tahun.

ralat, 19 tahun usia raga nya

usia mental nya sepertinya baru menginjak 7 tahun, 
bahkan tidak ada setengah dari total hidupnya di bumi.

//

sampai 19 tahun gua hidup di dunia rasa rasanya, masih banyak hal diluar kendali yang ingin gua benahi.
tentang kapasitas otak gua, 
bagaimana cara berinteraksi, 
dan hal-hal lain yang gua coba ubah tapi sampai berjuang di antara badai ketakukan hasilnya selalu saja nihil.

karena stagnan nya kualitas diri dan perkembangan yang kian hari belum juga terlihat 
semakin ragu gua sama diri gua sendiri.

apakah hal-hal seperti ini memang ditakdirkan untuk jadi bagian dari diri gua?
apakah hal-hal ini mutlak tidak bisa diubah?

berkali kali juga berdialog dengan hati nurani

batasan batasan ini murni saya yang menciptakan,
atau memang tembok yang tidak akan bisa dihancurkan?

pada akhirnya saya yang akan menang,
atau saya akan mati dalam melawan semua tabir yang mustahil di lewatkan?

//

kalimat kalimat 'semua hanya butuh penerimaan dan semua tidak akan berubah kecuali kita yang mengusahakan bertalu-talu'

entah sampai kapan

entah kalimat mana yang mesti saya pegang